Reporting

SelmaShafaSandhika

Meeting : Penguin Trading





saya tertarik dengan ide di balik layar. Saya terkesan dengan seorang deep playmaker yang mungkin dalam catatan statistik assist maupun gol cenderung rendah tapi tetap diakui sebagai jantung permainan. Saya terkesan dengan permainan seorang deep playmaker yang low profile dan tanpa tanda jasa tersebut. Namun, kemudian terbesit apabila deep playmaker tersebut ada dalam dunia usaha atau kriminal dan melakukan passing-passing dalam bentuk gentleman agreement, bagaimana kemudian pembuktian sisi formalnya?
Saat muncul opini adanya permainan mafia maupun kartel dalam jagat pasar dan pemasaran, maka opini-opini tersebut akan tetap menjadi opini manakala tidak ada bukti langsung yang kuat. Pernyataan saya ini tercetus setelah menilik dari suatu ingatan akan bacaan yang berbunyi,”Kebohongan akan menjadi fakta apabila didengungkan beribu kali” namun tidak ada bacaan yang berbunyi,”Opini akan menjadi fakta apabila didengungkan beribu kali.” Permasalahannya adalah, untuk suatu fakta empiris atas ketidakpuasan beberapa pihak atas pihak lain dalam bentuk “tuduhan kejahatan”, dibutuhkan bukti yang cukup kuat yang sifatnya—kadang—“form over substance”.
Kembali ke gentleman agreement, saat suatu “kesepakatan” dibuat berdasarkan perjanjian verbal, maka bukti yang cukup kuat “hanya” mencakup dua kemungkinan: rekaman atau sadapan, baik dalam bentuk audio maupun audio dan video. Permasalahan yang timbul kemudian adalah, apabila memang “kesepakatan” ini berdampak besar dan memang diniatkan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau menggeser kerugian pada pihak kedua atau ketiga, maka orang mana yang akan dengan sengaja meninggalkan jejak? Bahkan seorang pencuri ayam yang mencuri semata-mata karena tidak keadaan yang amat sangat terpaksa pun akan berusaha untuk tidak meninggalkan jejak.
Bukan perkara mudah untuk mendapatkan penyebab yang sesungguhnya atas suatu fakta atau kondisi yang terjadi dalam pasar yang terbentuk akibat adanya gentleman agreement. Teori ekonomi secara implisit menjelaskan bahwa intervensi dalam pasar terjadi karena adanya kepentingan. Misalnya, pemerintah melakukan intervensi dalam bentuk subsidi karena harga di pasaran terlalu tinggi. Namun, di sisi yang sama juga, intervensi ini menjelaskan juga adanya keuntungan yang didapat pengusaha dengan adanya intervensi. Pertanyaan yang timbul minimal ada dua. Pertama, ide dasar intervensi ini atas dasar apa dan berasal dari usul siapa? Pemerintah? Pengusaha? Atau masyarakat sebagai konsumen? Kemudian, atas intervensi ini, siapa yang lebih diuntungkan? Pemerintah? Pengusaha? Atau konsumen? Pertanyaan ini layak ditanyakan since we can’t please everyone.
Dari sisi teori ekonomi, biasanya, pengusul adalah pihak yang diuntungkan. Namun, dari sisi yang sama, juga diajarkan bahwa pengusul tidak selamanya akan diuntungkan karena—minimal—ada dua pihak lain yang juga berkepentingan (hubungan antara produsen-konsumen-pemerintah). Seharusnya, pihak yang akan mendapatkan keuntungan terbesar adalah pihak yang mempunyai daya lobi dan kekuatan pasar terbesar. Secara teori, pemerintah lah yang seharusnya mendapatkan keuntungan terbesar ini sehingga dapat didistribusikan kembali ke masyarakat. Secara substansi? Saya menolak untuk berkomentar J
Menarik bagi saya adalah adanya komentar yang beredar bahwa “pemerintah akhirnya menjadi cecunguk saja atas kesepakatan para mafia”. Dalam bahasa lain, saya ingin menyebutkan bahwa jangan sampai Pemerintah hanya berfungsi sebagai notulis saja atas kesepakatan beberapa pihak tersebut. Kenapa demikian? Karena legalitas tindakan masyarakat, baik konsumen dan produsen, bersumber dari setiap aturan dan keputusan yang dikeluarkan secara resmi dan legal oleh Pemerintah. Apabila kemudian ternyata memang benar bahwa pemerintah berfungsi sebagai notulis, maka pertanyaan yang timbul akan berganti menjadi,”Seberapa besar masyarakat menanggung kerugian? Dan bagaimana masyarakat akan menutup kerugian yang mereka pikul?”
Artinya adalah, saat pencarian bukti dilakukan dan “mentok” karena “aturannya memang begitu” dan “sudah sesuai aturan” maka tidak akan ada “fakta” atau “kondisi”, yang ada hanyalah “opini” dan/atau “tuduhan”. Hal ini justru menjadi boomerang bagi pencari bukti, karena berpotensi melakukan tindakan pencemaran nama baik. Akibatnya ya, dengan peluang berhasil kecil dan resiko besar, ya lebih baik main aman aja kan ya?!
Formalitas pada dasarnya adalah bentuk ketidakpercayaan. Formalitas dibuat sebagai bukti dan jaminan. Bukti agar orang lain percaya dan jaminan kalau orang yang mempunyai bukti tidak berbohong. Padahal, substansi otak atau hati seseorang tidak ada yang tahu. Ibarat orang memakai perban, orang beranggapan bahwa dia terluka karena orang yang memakai perban “biasanya” adalah orang yang terluka. Apakah sebenarnya dia terluka atau tidak, hanya orang itu dan Tuhan yang tahu.
Dengan demikian, benar bila kepercayaan itu mahal harganya. Namun, walaupun si pembawa timbangan ditutup matanya, apakah si penimbang mau percaya?
Share:

Meeting : CSA ( Volk-Renovo-HCG)



Berapa banyak produk yang Anda beli dalam 1 bulan ? Oh baik, jangan dalam hitungan bulanan, coba dalam mingguan.
Pasti ada saja produk yang masuk dalam keranjang belanjaan Anda bukan?
Seperti layaknya manusia, produk-produk ini juga memiliki siklus hidup. Produk yang lama akan semakin tergusur dengan permintaan konsumen yang menginginkan hal yang baru.
Semakin modern barang, semakin meningkatkan penjualan pada saat launching.
Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu mengetahui tahapan siklus hidup produk yang berbeda-beda dan memahami bahwa semua produk yang mereka jual memiliki batasan umur.
Mayoritas dari mereka (perusahaan) akan berinvestasi dalam pengembangan produk baru dalam rangka memastikan bahwa bisnis mereka terus tumbuh.
Artikel kali ini akan mengajak Anda untuk lebih mengenal lebih dekat siklus hidup produk sampai manajemennya.
Mari kita mulai pembahasannya…

Product Life Cycle Stages

Product-Lifecycle
Siklus hidup produk secara jelas terbagi menjadi 4 tahap, setiap tahapannya memiliki karakteristik yang berbeda-beda untuk bisnis yang mencoba mengelola siklus hidup produk tertentu mereka.
  1. Tahap Pengenalan

introduction
Memperkenalkan sebuah produk baru merupakan tahap pertama yang paling menguras biaya ketika sebuah perusahaan melakukan launching.
Market untuk produk baru ini masih kecil dan hal ini berarti penjualan masih rendah, meskipun lama-kelamaan akan terjadi peningkatan.
Di sisi lain, biaya untuk hal seperti penelitian dan pengembangan, pengujian produk kepada konsumen, dan pemasaran yang diperlukan untuk melaunching produk bisa sangat tinggi. Terutama jika Anda berada dalam sektor persaingan yang berat.
  1. Tahap Pertumbuhan

growth
Tahap pertumbuhan biasanya ditandai dengan pertumbuhan yang kuat dalam penjualan dan memperoleh profit, dan karena perusahaan mulai bisa mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi dalam produksi, profit margin, serta jumlah keseluruhan laba akan mengalami peningkatan.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menginvestasikan uang lebih banyak dalam kegiatan promosi untuk memaksimalkan potensi di tahap pertumbuhan ini.
  1. Tahap Kedewasaan

185428592-web-300x209
Dalam tahap ini, produsen mendapat tantangan untuk mempertahankan pangsa pasar yang telah mereka bangun dengan segala cara.
Ini merupakan waktu yang paling penuh dengan persaingan untuk sebagian besar produk dan para pebisnis perlu berinvestasi dengan bijak dalam melakukan kegiatan pemasaran.
Mereka juga perlu mempertimbangkan untuk memodifikasi produk atau melakukan perbaikan pada proses produksi.
  1. Tahap Penurunan

failed3
Disebut sebagai tahap penurunan ketika akhirnya pasar untuk produk mulai menyusut. Penyusutan ini bisa disebabkan karena pasar yang jenuh (semua customer yang sudah membeli produk tersebut), atau karena konsumen beralih ke jenis produk yang lain.
Walaupun proses penurunan tidak dapat dihindari, masih ada kemungkinan bagi perusahaan untuk memperoleh profit dengan beralih ke metode produksi yang lebih murah dan market yang lebih murah.
Share:

Meeting : Pralon



Berinvestasilah untuk akhirat kelak dengan memiliki sahabat yang shalih! 

Pentingnya Investasi Persahabatan

bukan semata-mata secara materil. Teman adalah investasi dunia akhirat. Pernah denger nggak sebuah riwayat yang menceritakan bahwa di padang mahsyar nanti kita akan dikumpulkan bersama orang-orang yang sering menghabiskan waktu bersama selama di dunia. Nah, berarti pepatah “friendship are last forever and ever” memanglah benar adanya.
Sahabat, sudah tahukah bahwa salah satu investasi akhirat yang perlu kita upayakan selama hidup di dunia ini adalah memiliki teman yang shalih? Rasulullah sendiri telah memberi perumpamaan yang sangat baik mengenai teman yang baik dan buruk.

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.

(HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Mengapa Sahabat yang Shalih?

Mengapa teman atau sahabat yang shalih dikatakan sebagai investasi akhirat? Salah satunya adalah karena mereka dapat menjadi pemberi syafa’at bagi sahabat-sahabatnya semasa hidup di dunia dulu.

“Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji,”

Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, “Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim).
Sebaliknya, teman yang zhalim takkan memberi kebaikan bagi kita baik di dunia maupun di akhirat, maka mereka pun takkan menemukan seseorang yang memberi pertolongan atau syafa’at bagi mereka di akhirat kelak.
Orang-orang yang zhalim tidak memiliki teman setia seorangpun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya”. (QS. Ghafir : 18).

Mari kita introspeksi diri, sudah berapa banyak Sahabat Shalih yang kita miliki? Apakah kita telah tergabung di komunitas orang-orang baik? Lihat ke sekeliling kita, dari sekian banyak teman dan sahabat, apakah lebih banyak orang-orang shalih atau orang-orang zhalim yang berakhlak buruk?
Share:

Plan Do Check Act

PDCA, "Plan, Do, Check, Act" (Indonesia:Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA ("Plan, Do, Study, Act") untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.
Share:

Selimut Biru



Yang di malam ini yang terasa sepi
yang aku sendiri yang dingin sekali
Hari hari yang berlalu
aku terbelenggu rindu
tanpa kehadiranmu disampingku
kasih
Yang di malam ini yang terasa sepi
Kasur berkain putih tak mampu
melelapkan kedua mataku
selimut warna biru tak mampu
menghangatkan hatiku yang beku
Bantal dan guling ini tak mau berbicara
saat 'ku bertanya
apakah kekasihku merasakan rindu
seperti diriku
Datanglah kekasih walau dalam mimpi
Yang tabahkan hati yang 'ku 'kan kembali
Share:

Meeting : Frap + Penguin

Bisnis Toko bahan bangunan, bukan hanya tahan krisis tapi mampu menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Hal ini tak terlepas dari pangsa pasar yang sangat luas. Yang saat ini berbagai proyek pembangunan rumah, jalan, fasilitas umum dan pribadi lainnya berlangsung marak. Karena rumah merupakan tempat tinggal yang menjadi kebutuhan pokok manusia. Dan secara berkala harus dilakukan perawatan dan perbaikan. Di sinilah bisnis toko bangunan menyediakan keperluan bahan baku untuk kepentingan pembangunan dan perbaikan rumah.




Share:

Meeting: Teka


Bank Indonesia (BI) dalam survei Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal I-2019, melaporkan penjualan properti residensial meningkat sebesar 23,77 persen.
Capaian ini lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan -5,78 persen dan naik secara tahunan sebesar 10,55 persen.
Kesimpulan meeting :
1. display di lengkapi.
2. Insentive per unit Sellout
( Draft menyusul)
3.Nama PIC toko utk fokus jualan.
4. Contoh konsep insentive yg sudah berjalan ( Bali,Lombok).
5.Sales  Review utk pengadaan SPG.
Share:

Hasan Al-Bashri

  1. Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan jatuh ke tangan orang lain, maka hatiku menjadi tenang.
  2. Aku tahu bahwa tugasku tidak akan dikerjakan orang lain, maka aku sibukkan diriku dengannya.
  3. Aku tahu bahwa Allah selalu melihatku, maka aku malu jika aku menjatuhkan diriku dalam lumpur dosa.
  4. Aku tahu bahwa ajal itu pasti datang, maka aku selalu bersiap2 menantinya.

La Tahzan

Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari ini dengan penuh keridhaan. Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian. .

Definition List

Definition life
God grant me the serenity to accept the things I cannot change .
the courage to change the things I can
and the wisdom to know the difference.

Support

Tinta pena telah mengering, lembaran-lembaran catatan ketentuan telah disimpan setiap perkara telah diputuskan dan takdir telah ditetapkan Maka, Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. La Tahzan Aidh al-Qarni.