Dalam hal berpikir, manusia dibagi menjadi empat tipe yakni:
- tidak sadar bahwa dirinya tidak tahu,
- tidak sadar bahwa dirinya tahu,
- sadar bahwa dirinya tidak tahu
- sadar bahwa dirinya tahu.
Tipe yang paling rendah tentu saja tipe
“tidak sadar bahwa dirinya tidak tahu”. Ini berbahaya, karena dengan ketidaksadarannya akan ketidaktahuan, maka dirinya enggan untuk belajar sesuatu dan tidak pada akhirnya tidak bisa berpikir tentang sesuatu. Tipe seperti ini harus dibawa untuk menjadi tipe
“sadar bahwa dirinya tidak tahu”. Dengan kesadaran akan ketidaktahuan, maka akan terdorong untuk belajar dan terus belajar agar menjadi tahu. Proses belajar inilah yang akan memberikan wawasan luas, pola pikir positif dan pada akhirnya akan membentuk karakter seseorang. Tentu untuk mau belajar diperlukan motivasi diri. Tipe kedua ini saja masih belum cukup untuk menghasilkan sebuah terobosan. Perlu dijadikan tipe ketiga,
“sadar bahwa dirinya tahu”. Inilah tipe yang punya kesadaran akan pengetahuannya kemudian menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat. Contohnya adalah para technokrat, dokter dan orang-orang yang ahli dalam bidang keilmuan tertentu. Tipe tertinggi adalah “tidak sadar bahwa dirinya tahu”. Nah, apa unggulnya tipe ini? Tipe terakhir ini unggul jika dia mau keluar dari pikirannya. Karena dengan keluar dari pikirannya, ia akan menembus batas berpikir dan akan menemukan banyak hal-hal tang tak terduga sebelumnya. Dan itulah “pengetahuan” yang tidak disadarinya. Tipe terakhir inilah yang akan mampu menciptakan sebuah terobosan-terobosan andal sepanjang zaman
Jika ingin menjadi entrepreneur sejati, menciptakan peluang-peluang baru dengan kreativitas dan inovasi mutlak diperlukan. Dua hal tersebut adalah “nyawa” bagi seorang entrepreneur sejati. Kreativitas berarti berpikir dan bertindak yang berbeda dari kebanyakan, unik
, mustahil bahkan awalnya terasa tidak layak dilakukan. Kreativitas diperlukan agar kita mampu bersaing dan keluar sebagai pemenangnya. Tiap waktu selalu ada perubahan. Hanya orang yang tidak mau berubahlah yang akan tertindas oleh perubahan itu sendiri. Tiap waktu selalu ada hal baru, penemuan baru dan tantangan baru. Oleh sebab itu, cara berpikir dan bertindak pun harus selalu baru. Fisikawan terkemuka Albert Einstein mengatakan: “Hanya orang gila yang melakukan hal yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda”. Artinya jika kita menginginkan kemajuan, kesejahteraan yang lebih baik, kita harus melakukan cara yan berbeda dari sebelumnya atau dari yang pernah ada sekalipun. Tenu cara berbeda yang dimaksud adalah yang punya tujuan positif.
Namun ada satu hal yang penting yakni inovasi. Kreativitas tanpa inovasi tidak akan banyak membawa perubahan besar. Mengapa? Karena kreativitas hanyalah sebuah gagasan/ide baru, unik dan belum pernah ada atau berbeda dari sebelumnya. Ide-ide tersebut tentu saja harus dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata, dalam bahasa bisnis, ide kita harus diperlukan masyarakat (customer). Menciptakan suatu produk atau memulai suatu usaha baru, pertanyaan pertama adalah siapa customer-nya? Adakah yang mau memakai produk kita dan seberapa banyak? Disinilah perlunya implementsi kreativitas yang dinamakan INOVASI. Ya, inovasi berarti mengimplementasikan kreativitas agar bernilai jual tinggi, bermanfaat tinggi serta mampu meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Bukankah itu yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Toyota, Honda, Suzuki, Hyundai, Sony, Samsung, IBM, Apple, Microsoft dan lainnya. Sebagai contoh perusahaan yang tidak melakukan inovasi adalah perusahaan mesin ketik, yang akhirnya dikalahkan oleh Microsoft sebagai penggantinya. Demikian juga kamera analog yang sekarang digantikan dengan kamera digital, computer PC yang dikalahkan oleh Laptop maupun i-Pad, dan masih banyak lagi yang lainnya. Inovasi selalu memenangkan persaingan hidup!
Hidup ini selalu dipenuhi masalah (problem), namun yang paling penting adalah sikap kita menghadapi masalah untuk menyelesaikan suatu masalah. Sikap dipengaruhi oleh pola pikir. Pola pikir manusia terbentuk melalui dua faktor, yakni faktor internal (dalam diri sendiri) dan faktor eksternal (diluar diri). Umumnya, dalam menyelesaikan suatu masalah kita hampir selalu menggunakan pola-pola lama, terbatas pada apa yang ada dalam pikirannya sendiri. Sehingga tidak heran jika ide yang dihasilkan pun itu-itu saja. Inilah sebabnya kreativitas menjadi terhambat. Musuh terbesar dari kreativitas adalah berpikir dan bertindak seperti biasanya, seperti kebanyakan orang dan senang dala kondisi yang sudah ada!
Kemajuan zaman diawali dengan sebuah terobosan (breakthrough). terobosan spektakuler selalu diciptakan oleh pikiran yang diluar kebiasaan bahkan pikiran yang sebelumnya dianggap mustahil sekalipun. Misalnya, zaman dulu terbang seperti burung adalah hal yang sangat mustahil. Namun, ternyata ada pikiran “gila” yang muncul dari Wright bersaudara untuk bisa terbang bebas seperti burung. Pada saat itu sangat mustahil dan gila. Namun justru karena berpikir “gila” itulah maka saat ini kita bisa terbang menggunakan pesawat terbang. Pelajaran penting yang dapat diambil adalah, bahwa sebuah penemuan, sebuah terobosan dimulai dari pikiran yang keluar dari kebiasaan, pikiran yang berbeda dari kebanyakan orang. Seakan-akan berpikir diluar pikiran, berpikir “out of the box”. Tipe berpikir seperti ini dinamakan berpikir lateral (Lateral Thinking). Inilah kata kunci untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi, Lateral Thinking!